BUGALIMAN - Karpet merah tergelar di Pyongyang. Ini bukan sembarang sambutan. Untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Vladimir Putin kembali menginjakkan kaki di Korea Utara.
Dunia menahan napas. Pelukan hangat antara Putin dan Kim Jong Un di bawah sorotan lampu bandara menjadi simbol lebih dari sekadar kunjungan kenegaraan. Ini adalah deklarasi. Sebuah pesan kuat bahwa Moskow tidak sendirian di panggung dunia.
Gambar dari Pixabay
Poros Baru di Timur
Ini bukan lagi soal basa-basi diplomasi. Kunjungan ini menghasilkan kesepakatan konkret yang bisa mengubah kalkulasi militer global. Barat, terutama Amerika Serikat, tentu tidak bisa tidur nyenyak melihat ini.
Kesepakatan Pertahanan Bersama
Puncak dari pertemuan ini adalah penandatanganan pakta pertahanan bersama. Klausulnya jelas: jika salah satu negara diserang, negara lainnya wajib memberikan bantuan militer. Ini adalah peningkatan drastis dari hubungan mereka sebelumnya.Pakta ini secara efektif menghidupkan kembali aliansi era Perang Dingin. Sebuah langkah yang sangat berani dan provokatif di tengah ketegangan yang sudah memanas.
Saling Sindir ke Barat
Dalam konferensi pers, keduanya tidak menahan diri. Putin dan Kim sama-sama mengecam "praktik hegemonik dan imperialis" Amerika Serikat dan sekutunya. Sebuah narasi perlawanan bersama yang mereka usung dengan bangga.Bagi mereka, sanksi internasional bukanlah penghalang, melainkan pemicu untuk semakin merapatkan barisan. Mereka ingin menunjukkan bahwa ada cara lain menjalankan hubungan internasional, di luar orbit Barat.
Diplomasi Kunjungan Balasan
Kunjungan ke Pyongyang bukanlah sebuah peristiwa tunggal. Ia adalah bagian dari sebuah tur Asia yang lebih besar dan terencana. Sebuah strategi untuk memperkuat aliansi di luar lingkaran musuh-musuhnya.
Setelah Beijing, Sebelum Hanoi
Sebelum ke Pyongyang, Putin sudah lebih dulu bertemu Xi Jinping di Beijing. Setelahnya, ia langsung terbang ke Vietnam. Rangkaian kunjungan ini menunjukkan fokus baru kebijakan luar negeri Rusia: membangun benteng di Timur.Setiap perhentian memiliki makna strategis. China sebagai raksasa ekonomi, Korea Utara sebagai mitra militer tak terduga, dan Vietnam sebagai pemain kunci di Asia Tenggara.
Pesan yang Ingin Disampaikan
Pesan Putin sangat jernih. Di saat Barat berusaha mengisolasinya, ia justru sedang membangun koalisinya sendiri. Ia tidak sedang melemah, melainkan sedang membuka front baru.Dunia kini melihat bagaimana Putin secara aktif merangkul negara-negara yang selama ini dianggap "paria" oleh Barat. Sebuah permainan catur geopolitik yang babak barunya baru saja dimulai.
#VladimirPutin #KoreaUtara #Geopolitik