BUGALIMA - Di puncak Hollywood, angin tak selalu sepoi-sepoi. Bagi seorang Brad Pitt, badai itu justru datang dari arah yang paling personal, dari rumahnya sendiri.
Nama besar tidak menjamin kebahagiaan. Itulah yang mungkin dirasakan aktor legendaris ini, di usianya yang sudah kepala enam. Di satu sisi ia masih jadi magnet industri film, di sisi lain ia menghadapi guncangan keluarga yang hebat.
Gambar dari Pixabay
Guncangan di Luar Sirkuit
Kehidupan Pitt di luar sorotan kamera tak semulus perannya di layar lebar. Drama keluarga yang tak kunjung usai seolah menjadi filmnya sendiri, tanpa skenario dan tanpa sutradara. Ini adalah pertarungan nyata.
Nama yang Hilang
Pukulan terbaru datang dari putrinya, Shiloh. Tepat di ulang tahunnya yang ke-18, ia secara resmi mengajukan permohonan untuk menghapus nama "Pitt" dari belakang namanya. Sebuah isyarat yang lebih tajam dari belati.
Langkah Shiloh ini seolah menjadi puncak gunung es. Kabarnya, beberapa saudaranya juga telah lebih dulu menanggalkan nama sang ayah secara informal. Sebuah nama adalah warisan, tapi bagaimana jika warisan itu tak lagi diinginkan?
Sengketa Kebun Anggur
Perseteruan dengan mantan istrinya, Angelina Jolie, juga masih menyisakan bara. Sengketa kepemilikan kebun anggur Château Miraval di Prancis terus bergulir di pengadilan. Aset yang dulu menjadi simbol cinta, kini menjadi medan perang hukum yang melelahkan.
Perkara ini bukan sekadar soal uang atau properti. Ini adalah babak pahit dari sebuah perpisahan yang terus menguras energi dan menjadi konsumsi publik. Pertarungan yang seolah tak ada habisnya.
Fokus di Balik Kemudi
Namun, seorang profesional tetaplah profesional. Di tengah badai pribadi, Brad Pitt justru tancap gas di jalur kariernya. Ia menemukan pelarian dan fokus pada proyek yang sangat ambisius.
Proyek ini menuntut fisik dan mental yang prima. Sebuah bukti bahwa ia belum habis dan masih punya gairah besar untuk dunianya.
Proyek Ambisius F1
Pitt sedang menggarap film bertema Formula 1 yang didukung penuh oleh Apple. Proyek ini bukan main-main, dengan budget fantastis dan melibatkan juara dunia F1, Lewis Hamilton, sebagai produser. Ia bahkan benar-benar mengendarai mobil F2 yang dimodifikasi di sirkuit Silverstone.
Ia tidak mau setengah-setengah. Totalitasnya menunjukkan bahwa di lintasan balap fiksional itu, ia bisa mengendalikan segalanya. Sesuatu yang mungkin sulit ia lakukan di kehidupan nyata.
Usia Bukan Penghalang
Di usianya yang ke-60, Pitt membuktikan bahwa semangatnya masih menyala. Memerankan seorang pembalap F1 tentu bukan hal mudah, butuh stamina dan disiplin tinggi. Ini adalah cara Pitt menjawab semua keraguan.
Ia seolah mengirim pesan kuat. Bahwa di tengah riuh masalah pribadi, karya adalah jawaban terbaiknya. Di balik kemudi, ia menemukan kembali kendalinya.
#BradPitt #Hollywood #KeluargaSelebriti